Islam masuk ke Nusantara sekitar abad ke-7 M. yang dibawa
masuk oleh pedagang-pedagang dari tanah Arab, kira-kira semasa dengan
kepemimpinan Khalifa Usman bin Affan. Namun kehadiran Islam di Nusantara pada
saat itu belum bercorak missioner Islamisasi tetapi lebih bercorak kerja sama
perdagangan antara masyarakat Nusantara dengan masyarakat Arab.
Minggu, 25 Januari 2015
Sabtu, 24 Januari 2015
APA KABAR NAHDLATUL ULAMA (NU) KABUPATEN MAROS?
Add caption |
Islam merupakan agama yang sangat menghargai perbedaan,
baik perbedaan antara agama maupun perbedaan dalam Islam itu sendiri. Perbedaan
pendapat dan perbedaan paham dalam Islam tidak dianggap sebagai kelemahan bagi sebagian
besar Ulama, melainkan dianggap sebagai rahmat yang semakin memperkaya khasana
keislaman dalam beragama
Salah satu bentuk keterbukaan paham dalam Islam adalah
dengan lahirnya banyak sekte dalam agama yang dibawah oleh Nabi Muhammad SAW. paska
beliau wafat, misalnya Islam Syi’ah, Khawarij, Mu’tazila, Qadariyah, Ahlusunnah
Waljamaah dan lain sebagainya. Kehadiran aliran-aliran tersebut tidak harus
dianggap sebagai bentuk perpecahan ajaran, apalagi dianggap sebagai perpecahan
aqidah dalam Islam, melainkan sebagai tanda keluasan dan kedalaman ajaran Islam
yang tidak cukup hanya digali dan dituntut oleh satu orang atau satu kelompok
saja,sebaliknya butuh banyak orang dan banyak kelompok untuk mendalami ajaran
Islam.
Kamis, 22 Januari 2015
SIRAM SETELAH BUANG AIR
Manusia dipilih sang
pencipta untuk menjadi khalifa di muka bumi ini, khalifa yang dimaksud adalah
menjadi pemimpin bagi diri, keluarga, bangsa dan agama, serta menjadi pengelola
segalah sumber daya yang terdapat di atas dan di bawah bumi ini. Sebagai
pengelola bumi, manusia kemudian dianugrahi kemampuan berfikir yang baik dan hati naluri untuk membedakan perbuatan
baik dan buruk.
Dengan potensi besar
yang dimiliki tersebut, manusia diberikan kebebasan untuk memilih perbuatan apa
yang ingin dilakukan, dengan satu catatan bahwa setiap pilihan yang ditempuh,
masing-masing mempunyai konsekwensi dan
akibat yang logis untuk diri manusia itu
sendiri. Berbeda dengan binatang yang hanya diberikan naluri untuk
mempertahankan hidup.
Kamis, 15 Januari 2015
SUAMI BERPOLIGAMI, APA SALAHNYA?
Di sebuah pinggiran
kota terdapat satu desa yang bernama Kampungtua, meskipun nama kampung ini
kampung tua namun orang-orang di dalamnya sudah hidup layaknya masyarakat
perkotaan. Masyarakat sudah meninggalkan tradisi buang air sembarang, hampir
setiap rumah memiliki jambang peribadi.
Dalam desa itu hidup sepasang suami isteri yang sangat mesra menjalani kehidupan rumah tangga, sepasang suami isteri itu bernama Agus dan Sinta. Selama tiga tahun bersama, hampir tidak terdengar suara pertengkaran dalam rumah tangga mereka, Agus dan Sinta dikaruniai seorang anak laki-laki yang berbadan gemuk dan montok, kehadiran seorang anak yang sehat tentu semakin menyempurnakan kebahagiaan sepasang suami istri ini.
Minggu, 11 Januari 2015
Surat Terbuka Istri Soekarno pada Soeharto
Diposting 12 Januari 2015, Admin : Safaruddin
Tuan Presiden Suharto,
Bersama ini saya ingin
mengingatkan Tuan terhadap segala sesuatu yang nampaknya oleh Tuan akan
dilupakan. Hal hal yang akan dikemukakan ini saya anggap sebagai kewajiban bagi
saya untuk menjelaskannya secara benar karena saya justru mengikuti peristiwa-peristiwa
di Indonesia itu dari dekat.
Barangkali sementara
orang akan berpendapat akan lebih baik kalau saya diam seribu bahasa seperti
Sphinks (arca batu di Mesir) daiam hal ini. Akan tetapi karena saya tanggung
jawab maka saya harus melakukan hal ini biar membawa resiko betapapun besrnya
terhadap diri saya. Inipun karena makin lama di seluruh dunia maupun di
Indonesia sendiri banyak tersebar cerita-cerita palsu yang disebarkan tentang
peristiwa-peristiwa di Indonesia itu sehingga membeberkan keadaan yang sebenarnya
itu merupakan kewajiban saya.
350 Tahun Cuman Omong Kosong!
Diposting 12 Januari 2015 oleh Admin (Safaruddin)
"Berhentilah berkata bangsa ini pernah dijajah Belanda selama
ratusan tahun!"
BEBERAPA waktu lalu,
saya mengikuti sholat jumat di sebuah masjid dekat Kampus UI. Dalam khotbahnya,
beberapa kali sang khatib menyebut bahwa salah satu penyebab umat Islam
Indonesia terpuruk adalah karena kita masih belum bisa keluar dari
bayang-bayang penjajah yang sudah menguasai bangsa ini selama 350 tahun.
Disebut angka itu, tiba-tiba ingatan saya berkunjung ke tahun 1985. Saat itu,
saya duduk di kelas 3 Sekolah Dasar, ketika mata pelajaran Pendidikan Sejarah
Perjuangan Bangsa (PSPB) pertama kali diluncurkan oleh Pemerintah Orde Baru. Di
era itulah saya sering sekali mendengar ungkapan para guru bahwa penjajahan di
Indonesia berlangsung selama 350 tahun. Hah 350 tahun? Pikir saya. Alangkah
lamanya.
Rabu, 07 Januari 2015
Dibalik Bantuan Asing Cari Air Asia QZ8501
Dua pesawat Rusia mendarat
di Bandara Halim Perdanakusuma, pada Sabtu, 3 Januari 2015. Kementerian Darurat
Negeri Beruang Merah itu sengaja mengirimkan dua pesawat untuk membantu
Indonesia mengevakuasi jasad dan bangkai AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan
Selat Karimata pada Minggu, 28 Desember 2014.
Menurut perwakilan
Kementerian Darurat Rusia, Alexander Drobyshevsky, pemerintahnya mengirimkan
jet amfibi Beriev (BE)-200 dan Illyushin. Namun, yang digunakan untuk proses
evakuasi hanya pesawat amfibi. Selain pesawat, Rusia juga mengirimkan 22
penyelam tangguh, 24 tim penyelamat, satu dokter, dan dua asisten medis.
Tanggung Jawab Suami Pada Istri
Malam itu Bakri duduk di
teras rumah sambil menghisap sebatang rokok ditemani secangkir kopi hitam,
seperti biasanya dia juga ditemani sebuah buku untuk dibacanya disela menyeduh
minuman kopi buatan istri tercinta. Belum
habis satu batang rokok dihisapnya, tiba-tiba datang dua orang laki-laki kepala
empat dan menngucapkan salam secara cepat sambil memanggil nama Bakri
“Assalamu alaikum Bakri”
“Waalaikum Salam”. Jawab
Bakri sambil cepat-cepat menurunkan kedua kakinya yang diletakkan di atas sopah
samping kanannya. “oh kamu Dang, sini naik di rumah” sambutnya sambil membuka
pintu rumah panggung yang dihuninya sudah hampir 12 tahun itu. Kedua tamu itu
bersalaman dengan Bakri sambil mencari posisi duduk yang baik. Bakri sontak
masuk ke ruang tengah rumahnya cari kursi yang bisa diduduki kedua tamunya.
Gubug dan Kisah Kiai Penolak Santri
Pengasuh Pesantren Nahdlatut Tholibin KH Abdul Hadi mengisahkan sebuah gubug dari daun tebu dan anyaman bambu berusia 20 tahun di pesantrennya. Meski kini di sebelahnya berdiri kokoh bangunan kamar-kamar santri, gubug itu tetap dibiarkan ada.
Kisah gubug di pesantren terletak di Desa Sumendi Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur itu berkaitan dengan kiai yang tidak mau menerima santri, KH Abdul Hadi sendiri.
Karena menolak santri, orang yang diseganinya yaitu KH M Toha, Pengasuh Pesantren Nahdlatut Tholibin Desa Blado Kulon Kecamatan Banyuanyar memarahinya. Itu terjadi pada tahun 1994.
Karena itu, kiai yang kini Ketua PCNU Probolinggo tersebut, akhirnya mau menerima santri. Pesantren yang didirikannya disamkan dengan nama pesantren sang guru, Nahdlatut Tholibin. Ia memang pernah nyantri di pesantren tersebut selama 9 (sembilan) tahun.
Pada saat menempuh pendidikan di pesantren salaf itu, kepandaiannya berdakwah muncul. Ia kerap kali menjuarai lomba pidato baik yang diselenggarakan pesantren atau pemerintah. Puncaknya ia menjadi juara pertama dalam pekan madaris cabang lomba pidato tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 1985 (saat ini MTQ).
Selepas mondok, pada tahun 1989 ia kemudian mempersunting Hj Fadiah Rowi. Sebagai alumnus pesantren, dia ditunjuk masyarakat untuk memimpin pengajian rutin. Dari pengajian rutin itu, ia kemudian berdakwah.
Kepandaiannya berdakwah tidak hanya di desanya saja. Sejak tahun 1990 ia kerap diundang ke berbagai daerah untuk berceramah. “Saya pun merasa ada keajaiban. Sebagai orang yang tidak punya sejarah atau keturunan kiai besar, saya di minta masyarakat berdakwah,” ucapnya, Jum’at (2/1).
Selang 4 tahun atau pada tahun 1994, Kiai Abdul Hadi diminta untuk mendirikan pesantren oleh masyarakat yang biasa mengundangnya pada acara pengajian. Namun, karena ia merasa tidak mampu mengemban amanah besar itu, permintaan itu ditolak.
“Saya semula menolak. Sebab bagi saya pengasuh pesantren itu harus mampu mengenalkan santri kepada Allah. Padahal saya sendiri waktu itu masih dalam tahap mencari jati diri sebagai seorang umat muslim,” katanya merendah.
Penolakan Kiai Abdul Hadi itu kemudian didengar Pengasuh Pesantren Nahdlatut Tholibin Desa Blado Kulon Kecamatan Banyuanyar. Pada tahun yang sama itu, Abdul Hadi kemudian dipanggil Kiai M. Toha. Pada saat itu, Kiai Abdul Hadi dimarahi karena tidak bersedia menerima santri.
“Jika memang mau berkhidmat pada pesantren harus dilakukan secara total dan jangan setengah-setengah. Sebagai alumni pesantren, maka harus menerima amanah warga,” ucapnya menirukan perkataan Kiai M. Toha.
Saat itu pun, ia minta doa restu kepada Kiai M Toha dan bersedia menerima santri dan mendirikan pesantren. Dengan persyaratan, pesantren yang didirikannya itu merupakan amanah Kiai M. Toha.
“Saya hanya santri juga. Makanya pesantren ini merupakan bagian dari Pesantren Nahdlatut Tholibin di Desa Blado Kulon Kecamatan Banyuanyar,” terangnya.
Sejak saat itu, satu per satu para santri berdatangan untuk menimba ilmu di pesantren yang didirikannya. Bermula dari sebuah kamar terbuat dari bambu dengan atap daun tebu, pesantren ini berkembang dengan pesat. “Hingga saat ini kamar kuno itu kami pelihara. Untuk mengenang awal pendirian,” jelasnya.
Karena pesantren induknya merupakan pendidikan salaf, maka pesantren yang saat ini dipimpinnya itu juga berhaluan salafiah. “Semua pendidikan masih salaf. Kami belum berpikir untuk pendidikan formal. Nanti saat masa anak saya saja,” katanya.
Menurut Kiai Abdul Hadi, saat ini kebanyakan pesantren menerapkan pembelajaran pendidikan salaf. Maka pesantrennyapun kini berkurikulum salaf. Setiap hari, santri sekolah di madrasah diniyah pada sore hari. Di malam hari dan pagi hari, kegiatannya mengaji kitab kuning dan musyawarah serta Bathsul Masail.
“Seperti pesantren salaf pada umumnya. Mengaji kitab kuning dan madrasah diniyah,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)
Kisah gubug di pesantren terletak di Desa Sumendi Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur itu berkaitan dengan kiai yang tidak mau menerima santri, KH Abdul Hadi sendiri.
Karena menolak santri, orang yang diseganinya yaitu KH M Toha, Pengasuh Pesantren Nahdlatut Tholibin Desa Blado Kulon Kecamatan Banyuanyar memarahinya. Itu terjadi pada tahun 1994.
Karena itu, kiai yang kini Ketua PCNU Probolinggo tersebut, akhirnya mau menerima santri. Pesantren yang didirikannya disamkan dengan nama pesantren sang guru, Nahdlatut Tholibin. Ia memang pernah nyantri di pesantren tersebut selama 9 (sembilan) tahun.
Pada saat menempuh pendidikan di pesantren salaf itu, kepandaiannya berdakwah muncul. Ia kerap kali menjuarai lomba pidato baik yang diselenggarakan pesantren atau pemerintah. Puncaknya ia menjadi juara pertama dalam pekan madaris cabang lomba pidato tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 1985 (saat ini MTQ).
Selepas mondok, pada tahun 1989 ia kemudian mempersunting Hj Fadiah Rowi. Sebagai alumnus pesantren, dia ditunjuk masyarakat untuk memimpin pengajian rutin. Dari pengajian rutin itu, ia kemudian berdakwah.
Kepandaiannya berdakwah tidak hanya di desanya saja. Sejak tahun 1990 ia kerap diundang ke berbagai daerah untuk berceramah. “Saya pun merasa ada keajaiban. Sebagai orang yang tidak punya sejarah atau keturunan kiai besar, saya di minta masyarakat berdakwah,” ucapnya, Jum’at (2/1).
Selang 4 tahun atau pada tahun 1994, Kiai Abdul Hadi diminta untuk mendirikan pesantren oleh masyarakat yang biasa mengundangnya pada acara pengajian. Namun, karena ia merasa tidak mampu mengemban amanah besar itu, permintaan itu ditolak.
“Saya semula menolak. Sebab bagi saya pengasuh pesantren itu harus mampu mengenalkan santri kepada Allah. Padahal saya sendiri waktu itu masih dalam tahap mencari jati diri sebagai seorang umat muslim,” katanya merendah.
Penolakan Kiai Abdul Hadi itu kemudian didengar Pengasuh Pesantren Nahdlatut Tholibin Desa Blado Kulon Kecamatan Banyuanyar. Pada tahun yang sama itu, Abdul Hadi kemudian dipanggil Kiai M. Toha. Pada saat itu, Kiai Abdul Hadi dimarahi karena tidak bersedia menerima santri.
“Jika memang mau berkhidmat pada pesantren harus dilakukan secara total dan jangan setengah-setengah. Sebagai alumni pesantren, maka harus menerima amanah warga,” ucapnya menirukan perkataan Kiai M. Toha.
Saat itu pun, ia minta doa restu kepada Kiai M Toha dan bersedia menerima santri dan mendirikan pesantren. Dengan persyaratan, pesantren yang didirikannya itu merupakan amanah Kiai M. Toha.
“Saya hanya santri juga. Makanya pesantren ini merupakan bagian dari Pesantren Nahdlatut Tholibin di Desa Blado Kulon Kecamatan Banyuanyar,” terangnya.
Sejak saat itu, satu per satu para santri berdatangan untuk menimba ilmu di pesantren yang didirikannya. Bermula dari sebuah kamar terbuat dari bambu dengan atap daun tebu, pesantren ini berkembang dengan pesat. “Hingga saat ini kamar kuno itu kami pelihara. Untuk mengenang awal pendirian,” jelasnya.
Karena pesantren induknya merupakan pendidikan salaf, maka pesantren yang saat ini dipimpinnya itu juga berhaluan salafiah. “Semua pendidikan masih salaf. Kami belum berpikir untuk pendidikan formal. Nanti saat masa anak saya saja,” katanya.
Menurut Kiai Abdul Hadi, saat ini kebanyakan pesantren menerapkan pembelajaran pendidikan salaf. Maka pesantrennyapun kini berkurikulum salaf. Setiap hari, santri sekolah di madrasah diniyah pada sore hari. Di malam hari dan pagi hari, kegiatannya mengaji kitab kuning dan musyawarah serta Bathsul Masail.
“Seperti pesantren salaf pada umumnya. Mengaji kitab kuning dan madrasah diniyah,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)
Sabtu, 03 Januari 2015
Menanggapi Pernyataan Panglima TNI : GP Ansor, Kita Berfikir Positif
JAKARTA (Ansor.or.id) – Dalam menanggapi pernyataan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko yang berpendapat bahwa kalau prajurit TNI sudah tidak memiliki disiplin maka sama saja dengan banser (Barisan Serba Guna Ansor), Sekertaris Jendral Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Muhamad Aqil berpandangan positif atas pernyataan tersebut.
“Kita berfikir positif atas pernyataan bapak panglima, bahwa memang terdapat gejala penurunan tingkat disiplin prajurit TNI yang sangat jelas terlihat di beberapa kasus, seperti bentrok antar aparat TNI dan Polisi dan beberapa kasus lainnya”, ujarnya pada selasa (30/12/2014) sore.
Dalam menanggapi hal tersebut Aqil mengatakan, kita bersepakat untuk memacu disiplin aparat dan profesionalitas TNI apalagi menghadapi berbagai tantangan ke depan yg lebih berat, seperti ancaman terorisme, desintegrasi nasional, pertahanan, keamanan dan kedaulatan negara.
“Untuk itu Ansor dan Banser siap untuk bersama – sama meningkatkan kedisiplinan serta profesionalitas dan kewaspadaan secara bersama dengan TNI-POlri”, tegasnya.
Sebelumnya Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, Kalau prajurit TNI sudah tidak memiliki disiplin maka kamu sama saja dengan banser. Itu akan sangat membahayakan karena prajurit TNI dilengkapi senjata.
“yang menjadi pembeda antara prajurit TNI dengan para satgas-satgas atau banser adalah Peraturan Militer Dasar (Permildas)” ujar Panglima TNI saat inspeksi mendadak dilanjutkan memberikan pengarahan kepada 252 prajurit 752/Vira Yudha Sakti di Kabupaten Sorong, Papua Barat, Senin (29/12/2014).
Menanggapi Pernyataan Panglima TNI : GP Ansor, Kita Berfikir Positif
JAKARTA (Ansor.or.id) – Dalam menanggapi pernyataan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko yang berpendapat bahwa kalau prajurit TNI sudah tidak memiliki disiplin maka sama saja dengan banser (Barisan Serba Guna Ansor), Sekertaris Jendral Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Muhamad Aqil berpandangan positif atas pernyataan tersebut.
“Kita berfikir positif atas pernyataan bapak panglima, bahwa memang terdapat gejala penurunan tingkat disiplin prajurit TNI yang sangat jelas terlihat di beberapa kasus, seperti bentrok antar aparat TNI dan Polisi dan beberapa kasus lainnya”, ujarnya pada selasa (30/12/2014) sore.
Dalam menanggapi hal tersebut Aqil mengatakan, kita bersepakat untuk memacu disiplin aparat dan profesionalitas TNI apalagi menghadapi berbagai tantangan ke depan yg lebih berat, seperti ancaman terorisme, desintegrasi nasional, pertahanan, keamanan dan kedaulatan negara.
“Untuk itu Ansor dan Banser siap untuk bersama – sama meningkatkan kedisiplinan serta profesionalitas dan kewaspadaan secara bersama dengan TNI-POlri”, tegasnya.
Sebelumnya Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, Kalau prajurit TNI sudah tidak memiliki disiplin maka kamu sama saja dengan banser. Itu akan sangat membahayakan karena prajurit TNI dilengkapi senjata.
“yang menjadi pembeda antara prajurit TNI dengan para satgas-satgas atau banser adalah Peraturan Militer Dasar (Permildas)” ujar Panglima TNI saat inspeksi mendadak dilanjutkan memberikan pengarahan kepada 252 prajurit 752/Vira Yudha Sakti di Kabupaten Sorong, Papua Barat, Senin (29/12/2014).
Kamis, 01 Januari 2015
AJAL MERUPAKAN MISTERI KEHIDUPAN YANG HARUS DISYUKURI
Hidup
di dunia ini merupakan rahmat yang tak terbayarkan diberikan tuhan kepada umat
manusia. Kehidupan ini mengajarkan manusia tentang maksud tuhan menciptakan dan
menurunkan manusia ke muka bumi ini. Kehidupan di dunia ini diawali dengan
kelahiran dari rahim seorang ibu, dari sini manusia belajar mengenal kehidupan,
belajar tentang bagaimana menjalani kehidupan dengan baik dan dapat sejalan
dengan sunnatullah sampai dijemput oleh sang maut dan lahir kembali di satu
alam yang berbeda. Manusia terlahir kembali dalam dimensi yang baru dengan
kehidupan yang kekal di dalamnya
Bicara
soal kehidupan dalam dunia ini, maka kita tidak bisa terhindar dari pembahasan
tentang kematian, sebab kehidupan dan kematian seperti dua sisi mata uang yang
tidak terpisahakan. Konsekwensi dari sebuah kehidupan adalah kematian dan
konsekwensi dari sebuah kematian adalah kehidupan kembali dalam dimensi yang
baru. Ini menjadi rumus kehidupan yang mutlak dan tidak satu manusia bahkan
seluruh mahluk hidup yang diciptakan tuhan dapat terhindarkan dalam rumus mutlak
ini
Dua hari
yang lalu kita telah merayakan akhir tahun 2014 dan menyambut tahun 2015,
banyak pesta pora yang dilakukan untuk momen sekali dalam satu tahun tersebut,
namun sangat kurang diantara kita yang serius melakukan introfeksi diri untuk
mengoreksi sikap dan perilaku selama satu tahun ini. Padahal seseorang yang
kehilangan benda yang sangat dicintai seperti sepeda motor, mobil dan rumah,
pasti akan merasakan kesedihan yang besar. Dalam hati seseorang yang kehilangan
benda berharganya akan merasa merugi dan penuh kesal. Usia merupakan kepunyaan
paling berharga yang dimiliki manusia yang terus berkurang tahun demi tahun,
perpindahan waktu dari tahun 2014 ke tahun 2015 sesungguhnya merupakan
pengurangan umur manusia. Tahun demi tahun umur manusia yang telah ditetapkan
berkurang terus menerus sampai batas umur yang telah ditetapkan tuhan
sebelumnya, tidak akan ditunda dan tidak akan dipercepat jika waktunya telah
sampai. Berarti momen tahun baru ini, kita harusnya bersedih, sebab umur kita
telah berkurang satu tahun lagi dan tidak ada yang dapat menjamin, kita akan
berjumpa dengan tahun baru selanjutnya
Ajal
setiap manusia merupakan misteri dalam kehidupan ini, tidak ada satu orangpun
yang dapat mengetahui secara pasti kapan dan dimana seseorang akan dijemput
oleh kematian. Misteri ajal ini patut untuk kita syukuri, oleh karena dengan
kemisterian ajal manusia, sehingga dapat berbuat sebaik-baiknya dalam menjalani
kehidupan di dunia ini. Bagaimana kondisi kehidupan manusia jika sekiranya
mengetahui kapan dan di amana ajalnya akan tiba? Tentu kehidupan di dunia ini
akan kacau balau, tidak ada keteraturan dalam kehidupan. Seorang pejabat yang
tahu ajalnya akan tiba tiga hari lagi tidak akan bergairah untuk melayani
masyarakat, seorang guru yang tahu umurnya tinggal 7 hari lagi tidak akan mau
ke sekolah untuk mengajar, seorang pengantin baru yang sementara duduk
bersanding tidak akan memperlihatkan wajah yang bahagia jika dia tahu besok
malam ajalnya akan tiba. Sebaliknya, seorang pejabat muda yang tahu umurnya
sampain 70 tahun, pasti akan berbuat semaunya di masa hidupnya dan nanti satu
tahu sebelum tiba ajalnya, baru akan bertaubat dan meninggalkan segalah
perbuatan-perbuatan yang jelek
Betapa
ajal merupakan misteri yang harus disyukuri oleh umat manusia, ketidak tahuan
secara pasti akan datangnya ajal membuat kehidupan social menjadi stabil. Manusia
akan terdorong untuk terus memperbaiki diri dari waktu ke waktu, sebab siapa
yang tahu satu jam atau dua puluh menit yang akan datang maut akan menjemput
kehidupan kita
Maros,
02 Januari 2014
SAFARUDDIN
Langganan:
Postingan (Atom)