Minggu, 31 Juli 2016

MENEMBUS TABIR

Dikisahkan seorang raja menggelar sayembara. Yaitu menghancurkan batu paling keras yang pernah ada dalam kerajaan. Hadiah yg disiapkan raja tidak kecil. Kepingan kepingan emas disiapkan raja sebagai penghargaan.
Singkat kisah diundanglah semua org org yang dikenal memiliki kekuatan kekuatan lebih. Hadir dan datang hanya untuk menghancurkan batu tadi. Org pertama memukul dengan segenap kekuatan yg dimiliki. Org kedua juga. Org ketiga sampai org ke 99 menggunakan kekuatan penuh dan kesaktiannya untuk mendapatkan kepingan kepingan emas tadi.
Namun 99 org tadi hanya menuai kecewa. Batu itu tetap utuh. Raja yg terlanjur yakin batu tersebut tak mungkin pecah, senyam senyum dengan bangganya. Semua penonton terenyak diam penuh harap. Berharap ada peserta yg bisa menuntaskan sayembara itu.
Tak diduga tapi tetap diharapkan, penonton dihenyakkan oleh peserta yang tampil dengan santai dan tenang. Dengan sekali pukulan, batu itu pecah dan hancur. Raja terdiam. Matanya tertancap pada batu keras seketika lebur hanya dngan satu kali pukulan. Penonton menganga dan tercengang. Saat harapan mulai pupus, peserta ke 100 berhasil memecah suasana dan menghancurkan batu Raja.
Apa pelajaran yg bs diambil dr kisah di atas? Ketika seseorang menghancurkan benda keras dengan pukulan ke 100. Benda itu bukan lebur hanya karena pukulan ke 100. Ada 99 pukulan yang membuatnya tertekan dan lemah. Yang beruntung adalah yang bisa manfaatkan peluang. Sejarah dibuat dngan memanfaatkan peluang, bukan menafikannya saat ada di depan mata karena idealisme u mandiri. Seseorang boleh saja menunjukkan gunung, tapi yang mendaki adalah kita. Yg akan mencapai puncak adalah kita.
Tukamasea, 28 Juli 2016

Tidak ada komentar: