Minggu, 31 Juli 2016

BOM BUNUH DIRI

Hati hati sekali saya mengetik tentang ini. Sangat sensitif. Tapi beruntung, akhir-akhir ini tdk trand dibicarakan. Tampaknya pelaku pelakunya menunggu momen tepat atau mencari tempat paling cocok u merusak citra agama.
Meski tdk populer, biarlah catatan ini ada di beranda ini. Minimal mengabadikan yg saat ini saya fikirkan.
Bom bunuh diri adalah serangan seseorang/kelompok u membunuh org lain dan bermaksud untuk turut mati. Serangan membunuh diri u mlumpuhkan lawan ini menjadi terkenal pada masa Perang Dunia II.
Ketika kapal-kapal Sekutu diserang oleh pilot-pilot Jepang yg dikenal dengan nama Kamikaze Jepang. Dengan berani dan bermodal kobaran semangat nasionalisme menerbangkan pesawat terbang mereka yang dimuati dengan bahan peledak ke sasaran-sasaran militer.
Sebagai salah satu taktik perang yang populer dijalankan pada abad ke 21 ini, setidaknya ada tiga semangat yang dimiliki seseorang rela mengorbankan dirinya sendiri ini.
Pertama :
Semangat nasionalisme seperti Pilot Jepang tadi. Mereka memiliki jiwa patriot yg tdk bs ditawar tawar lagi. Pasukan Sultan Mahmud II (Muhammad al-Fatih) pun pernah melakukan hal serupa saat terperangkap dalam lorong bawah tanah lawan. Dengan menggunakan obor dan minyak bumi yg ada dalam ruang bawah tanah, mereka membakar dan meledakkan diri dngan berjamaah. Dan ledakan itu berhasil menembus masuk ke benteng pertahanan lawan.
Bagi prajurit-prajurit pemberani macam tadi. Berjuang membela tanah air adalah wajib. Dan pengorbanan u kemerdekaan bangsa dan tanah air tdk lah ringan, tidak kecil dan tdk main main. Kadang kadang Nyawa harus dibaktikan untuk kehormatan tanah kelahiran.
Kedua :
Semangat panatisme beragama. Terlepas kelompok tersebut sengaja dibentuk u merusak citra agama sebagai aturan tuhan paling sahih di dunia ini. Bom bunuh diri dengan semangat kolot ini akan menjadi taktik paling epektif untuk menghancurkan lawan.
Hebatnya, taktik ini bukan hanya membunuh lawan dan merusak infratruktur secara langsung, tapi juga mengakibatkan kegaduhan sosial. Kekhawatiran dan rasa tidak aman akan meliputi rakyat negara bersangkutan dan disinilah momen paling pas u melemahkan lawan.
Bagi pelaku bom bunuh diri jenis ini, tindakan tersebut adalah perjuangan sungguh sungguh u memerangi kemudaratan. Ini bentuk bakti seorang umat u menegakkan hukum agamanya. Usaha untuk memerangi angkara murka. Dan ini adalah jalan untuk memperoleh balasan nikmat setelah mati.
Ketiga :
Semangat ekonomi. Pernah ada film tentang seorang pemuda yg ditinggal mati bapaknya. Ia tinggal di rumah kontrakan bersama emaknya yg sdh tua rentah. Suatu hari pemilik rumah datang, minta anak muda dan emaknya tadi keluar dr kontrakkan. Sdh tiga bulan mereka tdk bayar kontrakan.
Saat bersamaan, anak muda itu ditawari bergabung dlm tim basket
Salah satu tim besar di Jakarta. Ditawari gaji perbulan dengan jumlah yg cukup besar. Ia terima. Bukan karena jumlahnya tp karena butuhnya yg kebelet.
Bisa jadi salah satu alasan seseorang mau terlibat dalam aksi bom bunuh diri itu seperti di atas. Seseorang yang hidup serba berkekurangan. Anak dan isteri mau makan, org tua mau berobat, utang sana sini, lalu datang tawaran bermodalkan Nyawa doang. Yap mau apalagi. Demi org org yang disayang, cap teroris tak jd soal.
Sebenarnya masih ada satu alasan lg. Ini lebih kejam. Lebih menyayat hati. Seperti dalam salah satu film Rambo. Sylvester Gardenzio Stallone, sebagai pemeran utama angkat senjata melawan negaranya sendiri demi menyelamatkan Nyawa anak dan isterinya dr ancama musuhnya. Ia melakukan apa saja agar nyawa keluarganya tdk melayang.
Tukamasea, 23 Juli 2016

KULIAH BAIK-BAIK SAJA, TIDAK USAH BERORGANISASI

Pesan ini disampaikan teman kepada salah seorang mahasiswa di kampung. Ia mantan karyawan Bank BRI dan sekarang, setelah keluar dr BRI, kembali diterima di Bank Mandiri.
Dia sendiri yang bilang ke saya kalau dia pernah bilang kayak gitu ke mahasiswa tersebut. Saya tidak menanggapi. Hanya mendengar dan memahami alasan alasannya.
Setiap org memang punya cara masing masing untuk menjalani hidup. Itu pilihan. Pilihan sadar, pilihan intelektualitas. Termasuk dalam menjalani perjalanan akademik di kampus. Cara masing masing menyeriusi perkuliahan beda-beda. Termasuk teman saya tadi.
Saya sendiri punya pandangan lain darinya tentang dunia kampus. Bahwa pendidikan kampus tidak jauh beda dengan sekolah. Di sana kita akan bertemu dengan kelompok yang Paolu Preire sebut sebagai kelompok "penekan" (guru/dosen). Dan kita ini yang menurut kritikus pendidikan Brazil tersebut sebagai kelompok "tertekan" (siawa/mahasiswa).
Masih menurut Freire; sistem didik yg dijalankan oleh guru/dosen tadi adalah sistem Bank. Bagaimana sistem bank? Peserta didik adalah rekening yang kosong dan guru/dosen tadi lah yg akan mengisinya. Pengetahuan dan informasi yg diberikan tadi mutlak kebenarannya. Buktinya apa? Pada saat ujian akhir, kita harus mengisi jawaban sama persis dngan informasi yg diberikan pengajar yg lalu-lalu. Kalau tidak, yap nilainya Minus.
Berangkat dr sinilah saya berpandangan lain dr teman saya yg tadi. Bahwa menyeriusi perkuliahan bukan hanya serius menongkrongi mata kuliah baku yg sesuai kurikulum kampus. Rumah, kampus, rumah, kampus, lalu rumah lagi, kemudian kampus lagi. Begitu terus sampai ijaza ada di tangan. Karena di sana kita tdk banyak menemukan pengetahuan yg membentuk kita jd manusia merdeka dan memerdekakan.
Menyeriusi perkuliahan itu harus ekstra sibuk. Sibuk dengan mata kuliah, sibuk dngan lembaga internal kampus, sibuk bersama lembaga ekstra kampus dan sibuk dengan kerja kerja sosial, sibuk cari pembayaran SPP dll. Ini lah mahiswa yg paripurna. Saya yakin jenis pemuda macam inilah yg menurut Soekarno akan bs menggoncangkan Nusantara.
Mahasiswa harus punya lembaga lembaga pendidikan alternatif baik intra maupun ekstra kampus. Di sana ia akan menimbah banyak pengetahuan yang tdk diberikan kampus. Tdk ada tekanan di sana, apalagi ujian semester. Yang ada hanya proses. Proses panjang.
Dari sana lah karakter identitas kebangsaan terbentuk dalam dirinya. Kepekaan-kepekaan sosial pun akan disemai di sana. Ia menjadi mahasiswa berkarakter dan tdk beronani dengan pengetahuannya sendiri. Kelak, saat Toga sudah di kepala dan status Sarjana melengkapi namanya, ia bukan hanya bernilai u dirinya sendiri tapi juga bernilai bagi keluarganya, tetangganya, kampungnya, bangsa dan agamanya.
Tukmasea, 25 Juli 2016.

SAYANG

Sayang, kamu tahu kenapa seseorang tampak sangat kuat. Seseorang tampak baik baik, sehingga org lain mengiranya dia betul betul kuat, dia betul betul baik baik saja?
Itu karena ia tdk pernah mengeluh. Ia menjaga sakitnya tidak dilihat org lain. Luka yg menderanya ia lawan, ia obati dengan sungguh-sungguh. Tanpa harus mengeluh kepada org lain, terutama kepada teman yg belum tentu teman.
Sayang, kamu tahu siapa yg saya maksud teman tp belum tentu teman? Ia adalah teman teman kamu di facebook. Teman teman kamu di instagram. Teman teman kamu di line juga di Bebeem.
Hati hati dengan teman teman macam tadi. Jangan biarkan mereka tahu banyak tentang kamu terutama masalah dan kelemahanmu. Karena di sana banyak jalan untuk menjatuhkanmu.
Sayang, jadikan org tuamu sebagai teman paling dekat denganmu. Curhat. Ceritakan semua masalah masalahmu pada keduanya. Minta masukan dan solusi atas semua masalah yg membuatmu lelah.
Selanjutnya jadikan hening untuk memasak masukan masukan tadi. Bangun tengah malam sayang. Kalau sempat Salat lah. Kalau tidak, bangun saja. Bercengkrama dengan sunyi. Timbang baik baik masalah dengan masukan yg ada, lalu gapailah solusinya.
Sayang, begitu saja. Sederhana. Hidup memang sederhana. Ada masalah pasti ada solusi. Ada hidup pasti ada mati, lalu hidup lagi. Kenapa ada masalah? karena kita masih berakal. Fungsinya akal yap itu tadi, menyelesaikan masalah.
Tukamasea, 26 Juli 2016

SAYA MALU SENDIR

Lama saya merenung. Tentang diri sendiri tp mungkin juga dirasakan oleh org muda lainnya. Tentang kita yang lahir dr kampus, lalu bekerja dalam satu perusahaan atau instansi pemerintahan. Terima upah setiap bulannya. Aman. Tapi ketika kita merasa aman, kala itulah sebenarnya kita betul betul tdk aman.
Jauh jauh sebelumnya saya sudah tahu bahwa kalau mau sukses finansial harus berwira usaha. Titik. Itu saja. Nabi Muhammad mengingatkan itu ratusan tahun silam. Tapi hanya sebatas tahu. Sampai saat ini beraniku tak pernah penuh u memulai. Saya malu sendiri, tdk sanggup menaklukkan takut itu.
Padahal sangat banyak anak muda bangsa yg berhasil membusungkan dadanya dengan berwirausaha. Diantaranya Faldi Adisajana di Bandung misalnya. Diusianya ke 23 tahun, ia berhasil menyulap lumut jadi boneka unik dan cantik. Saat ini ia berhasil meraup omset 30 sampai 50 juta perbulannya. Bagaimana saya tdk malu.
Nadiem Makarim, seorang pengusaha muda Indonesia yg sukses membaca peluang online. Ia mendirikan PT. GO-JEK sebagai perusahaan jasa transportasi dngan menggunakan ojek dengan segala kemudahan. Ia mendirikan perusahaan teknologi itu diusianya yg ke 27 tahun. Malu saya.
Satu lagi, Tokopedia, sebuah startup jual beli online yang menghubungkan penjual dan pembeli diseluruh Indonesia dengan biaya gratis. Startup itu resmi berdiri 6 Februari tahun 2009 kemarin. Lalu tanggal 17 Agustus kemudian, Tokopedia resmi diluncurkan ke publik setelah mendapatkan suntikan dana dari para Investor. Tokopedia bahkan mendapatkan penghargaan sebagai e-commerce terbaik di Indonesia dari Bubu Awards.
Perusahaan tersebut tak lain didirikan oleh seorang pemuda bernama William Tanuwijaya, ia lahir di Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara pada tanggal 18 November 1981. Bayangkan. Diusianya ke 28 tahun ia berhasil mendirikan perusahaan.
Bagaimana saya tdk malu sendiri dengan mereka mereka tadi. Org org yang tdk terkurung dlm zona nyaman. Mereka keluar dr rasa nyaman itu lalu masuk ke sebuah lembah. Lembah yg di dalamnya terdapat banyak peluang dan ancaman. Dengan memaksimalkan sumber daya yg ada mereka menjemput peluang peluang yg ada dan mengubur ancaman dalam dalam.
Tukamasea, 26 Juli 2016

TOKO MIKRO RUMAHAN

Malam tadi saya di pasar alfa. Beli susu untuk Nahdla. Sebelum ke sana saya sempat ke salah satu toko di kampung. Biasanya di sana tersedia susu SGM untuk usia bayi 0 - 6 bulan. Tapi malam tadi saya kurang beruntung. Susu yang biasa saya beli itu habis terjual.
Saya terpaksa ke alfa. Malam malam. Saya tak mau tangis Nahdla mengganggu tidur tetangga krn alasan susunya yang habis.
Di sana, di pasar kecil itu kita akan mendapati semua yg dibutuhkan untuk konsumsi sehari hari di rumah. Bukan hanya makanan kering, sayur mayur bahkan tersedia di sini. Saya tidak tahu bagaimana awalnya perusahaan besar itu menyurvei kebutuhan konsumtif masyarakat pedesaan. Yg jelas di sana disediakan semuanya.
Pelayanan di situ tdk dipertanyakan lagi baiknya. Manejemen pelayanan yg diberikan karyawanannya betul betul sempurna. Mirip mirip pelayanan perbankkan. Senyum dan keramahan akan membuat kita betah lama lama berbelanja.
Kondisi toko yang bersih dan dingin, serta tata letak barang jualan yg rapi menambah minat setiap pelanggan untuk kembali lagi. Apalagi jika perusahaan melakukan politik damping. Dengan melakukan harga promo beberapa jenis barang. Ibu ibu akan banyak memborong minyak goreng, popok dan susu untuk bayinya.
Semua yang saya tuliskan di atas adalah syarat syarat untuk menarik minat konsumen serta mempertahankannya u tetap loyal. Pola pola tersebut ada dlm salah satu materi mata kuliah manejemen pemasaran. Dan strategi tersebut sudah diadopsi pasar alfa dan pasar keci modern lainnya dari awal kemunculannya.
Lalu bagimana kondisi toko toko mikro rumahan masyarakat kita saat ini yg tumbuh menggurita di Maros? Saya belum mengapdate hasil sensus ekonomi yg baru baru dilakukan oleh BPS. Tapi saya yakin ratusan pedagang mikro rumahan yg ada di Maros sama sekali belum menggunakan atau minimal belajar menerapkan manejemen pertokoan modern macam tadi.
Toko toko kecil rumahan masih menggunakan sistem purba. Ukurannya paling luas 3 x 4 dengan kondisi yg kumuh. Barang dagangan disusun dalam lemari bertumpuk tumpuk. Hampir semuanya dlm lemari. Termasuk rokok. Yg digantung hanya shampo dan krupuk krupuk. Lalu di depan toko berserakan tabung gas dan air galong plus sampah di mana mana.
Barang dagangan yg diperjual belikan masih sangat terbatas. Pilihannya sangat sangat kurang. Belum lagi penjualnya yg tidak bersahabat. Rambut acak acakan ditambah wajah yg irit senyum. Kita jarang mendengar ucapan terima kasih keluar dr mulut penjual penjual td.
Lengkap lah sudah. Lengkap kelemahan kelemahan pedagang mikro kita. Di satu sisi kita layak berbangga, bahwa Masyarakat perlahan sadar bahwa berdagang adalah solusi u ekonomi yg lesu. Tempat jualan yang saya sebut toko mikro rumahan tadi cukup membantu masyarakat u memenuhi kebutuhan sehari harinya. Itu gerakan ekonomi masyarakat MEA. Di sisi lain kita juga prihatin dengan sistem purba yg masih terus diadopsi mereka.
Lalu bagaimana solusinya? Pemerintah tentu harus hadir di semua lini untuk masyarakatnya. Termasuk dalam persoalan tadi. Kalau memang butuh, pemerintah boleh membonceng pihak ketiga untuk melakukan peningkatan SDM Usaha Mikro tadi. Pemerintah bisa meminta itu ke alfa atau ke pasarkecil modern lainnya. Minimal sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahan kepada masyarakat. Dari sana mereka akan faham bagaimana mengelola TMR berbasis pelayanan. Tahu menata barang jualan dengan rapi. Membuat toko yang bersih dan enak dipandang mata.
Dengan begitu usaha Toko Mikro Rumahan akan berkembang pesat. Bukan hanya kuantitasnya tapi juga kwalitasnya. Saya menduga, hanya dengan begitu pedagang pedagang kecil tadi bisa bersaing di pasar bebas sekarang ini. Di sana ada harapan. Minimal masyarakat dengan sendirinya menolak pasar alfa masuk ke desa bahkan ke dusun dusun. Dengan tersebarnya toko mikro rumahan yg modern tadi kita bisa menunda masyarakat berbelanja di pasar Asing tadi.
Tukamasea 27 Juli 2016

MENEMBUS TABIR

Dikisahkan seorang raja menggelar sayembara. Yaitu menghancurkan batu paling keras yang pernah ada dalam kerajaan. Hadiah yg disiapkan raja tidak kecil. Kepingan kepingan emas disiapkan raja sebagai penghargaan.
Singkat kisah diundanglah semua org org yang dikenal memiliki kekuatan kekuatan lebih. Hadir dan datang hanya untuk menghancurkan batu tadi. Org pertama memukul dengan segenap kekuatan yg dimiliki. Org kedua juga. Org ketiga sampai org ke 99 menggunakan kekuatan penuh dan kesaktiannya untuk mendapatkan kepingan kepingan emas tadi.
Namun 99 org tadi hanya menuai kecewa. Batu itu tetap utuh. Raja yg terlanjur yakin batu tersebut tak mungkin pecah, senyam senyum dengan bangganya. Semua penonton terenyak diam penuh harap. Berharap ada peserta yg bisa menuntaskan sayembara itu.
Tak diduga tapi tetap diharapkan, penonton dihenyakkan oleh peserta yang tampil dengan santai dan tenang. Dengan sekali pukulan, batu itu pecah dan hancur. Raja terdiam. Matanya tertancap pada batu keras seketika lebur hanya dngan satu kali pukulan. Penonton menganga dan tercengang. Saat harapan mulai pupus, peserta ke 100 berhasil memecah suasana dan menghancurkan batu Raja.
Apa pelajaran yg bs diambil dr kisah di atas? Ketika seseorang menghancurkan benda keras dengan pukulan ke 100. Benda itu bukan lebur hanya karena pukulan ke 100. Ada 99 pukulan yang membuatnya tertekan dan lemah. Yang beruntung adalah yang bisa manfaatkan peluang. Sejarah dibuat dngan memanfaatkan peluang, bukan menafikannya saat ada di depan mata karena idealisme u mandiri. Seseorang boleh saja menunjukkan gunung, tapi yang mendaki adalah kita. Yg akan mencapai puncak adalah kita.
Tukamasea, 28 Juli 2016

MENIKAH

Sepertinya topik ini selalu hangat dikalangan anak muda yang sudah berusia, terutama laki-laki di atas umur 25 tahun. Saat berkumpul bersama sama, selain membicarakan masa lalu yg pernah dilewati bersama, menikah akan jadi bahan perbincangan paling gurih.
Yang sudah menikah biasanya sangat bersemangat dlm perbincangan seperti ini. Meledak ledak menyampaikan pengalamannya mengarungi bahtera kehidupannya bersama isteri dan anaknya.
Yang akan menikah juga tdk mau kalah. Motivasi motivasi menikahnya dia ungkapkan, sekali kali mengabarkan tentang calon isterinya, calon mertuanya, itu semua membuat wajahnya tampak basah.
Berbeda dengan kawan yang blm ada rencana ke sana. Biasanya ia jd pendengar paling diam. Tapi ia gelisa. Sekali kali melontarkan alasan alasan kenapa belum ada rencananya ke dimensi kehidupan paling kompleks tersebut.
Selain menisbahkan diri sebagai bagian dr golongan Nabi Muhammad, yang berarti menjadi umat beliau, dan selanjutnya berarti mengikuti Sunnah manusia Suci itu, menikah memang adalah tuntutan hidup.
Kenapa? Karena hanya dengan aqad itulah, nafsu kebinatangan kita bisa diikat dalam ikatan yang suci. Karena hanya dengan hubungan suci itulah kita bisa memperoleh keturunan yang halal. Dan nampaknya, menikah cukup kuat menyokong seseorang menjadi manusia paripurna.
Yang di atas itu sederhana. Sederhananya persis saat mengucap aqad nikah. Lalu apa yang cukup rumit di sini? Kriteria kawan. Agama memberi 4 kriteria calon isteri. Nabi Muhammad menekankan itu: hartanya, nasabnya, kecantikannya dan karena agamanya. Ini dicatat abadi dlm kitab sahabat Abu Hurairah ra.
Sebagai umat Muslim tentu kita mau bersandar pada kriteria tadi. Tapi untuk menemukan ke 4 kriteria tersebut dalam diri seorang perempuan sungguh sesuatu yang teramat sulit. Beruntung, kreteria yang disampaikn dlm hadis yg diriwayatkn oleh Bukhari-Muslim tersebut di ditutup dengan penekanan bahwa : "Maka menangkanlah wanita yang mempunyai agama, engkau akan beruntung." Artinya, jika tdk bisa memperoleh empat kriteria secara utuh maka kriteria agama patut didahulukan.
Selain kriteria tersebut di atas. Ada yang paling penting diperhatikan u kita laki laki yg hendak menempuh hidup di atas puncak tersebut. Kesiapan mental. Siapapun orangnya, dari latar belakang apapun itu, jika ini yang tidak siap. Ancaman rumah tangga akan dihempaskan angin beliung akan besar. Kita boleh lemah di ekonomi atau mungkin lemah pengetahuan tentang bagaimana menjadi awak rumah tangga. Tapi lemah dr sisi mental jangan.
Itu saja kawan. Jd menikahlah. Tp ingat ingat, siapkan mentalmu. Banyak banyak minum kopi. Krn menjadi awak rumah tangga seperti minum kopi. Pahit pahit manis. Tapi kadang pahitnya lebih mendominasi. Yap memang harus mendominasi, karena klo gula mendominasi bukang NGOPI namanya, tapi NGEGULA. WKWKWKKK
Tukamasea, 30 Juli 2016

MENGUNDI NASIB

Ulama tidak pernah berbeda faham, bahwa judi itu terlarang. Di sana ada dosa besar. Juga efek besar. Quran dan Hadis mengecam itu. Tiga kali kitab langit itu menyebut-nyebut salah satu dosa besar tersebut. Agama memang tidak sekedar melarang umatnya untuk melakukan satu perkara. Selalu ada alasan alasan mudarat bagi pelakunya jika tetap nekat melanggar. Karena memang agama bukan untuk Malaikat-malaikat, apalagi untuk tuhan sendiri. Agama ada untuk mengatur tatanan kehidupan manusia. Sekali lagi : untuk manusia.
Dari sudut pandang manapun, Judi tidak punya banyak manfaat bagi pelakunya. ia hanya memberi harapan harapan semu : Pakai modal sedikit untuk dapat untung banyak. Persis teori Adam Smit. Tapi sekali lagi, itu hanya harapan semu. Tidak ada keuntungan rill di sana. Selebihnya hanya berbuah penyesalan. Itu pasti. Selain judi, perbuatan sia-sia lainnya, yang dinggap sebagai perbuatan Syetan adalah mengundi nasib menggunakan anak panah. Mengundi nasib menggunakan anak panah dapat diartikan mempertaruhkan sesuatu untuk menentukan nasib orang yang mempertaruhkan tersebut. Lotre adalah salah satu jenis usaha yang mempraktekkan perbuatan yang dipandang fasik oleh agama ini.
Lotre merupakan jenis usaha yang banyak diminati orang. Meskipun modalnya cukup besar tapi prospek keuntungannya amat besar. Bayangkan saja, hadiah yang disediakan misalnya hanya 35 bungkus rokok dengan harga kita rata-ratakan 17 ribu rupiah perbungkusnya. Jika dikalikan, total hadiah yang kita peroleh hanya 595 ribu rupiah. Ditambah biaya operasional misalnya 200 ribu rupiah, jadi total modal yang digunakan adalah 795 ribu rupiah. Sedangkan kupon yang dipasang di dalam papan Lotre ada sekitar 1164 kupon termasuk kupon yang memiliki angka berhadiah 35 dikurang 2 hadiah free. Jika jumlah kupon yang ada dalam papan Lotre tersebut dikalikan 1000 rupiah saja maka kita akan memperoleh hasil 1.164.000 rupiah. Sangat pantastik bukan. Itu baru satu papan, bagaimana jika pengusaha macam ini menyebar 100 atau 100 papan Lotre. Ah masyaallah dhe untungnya. Ini baru jenis Lotre kecil-kecilan. Banyak di desa-desa. belum level nasional apalagi internasional yang hadiahnya sampai ratusan juta rupiah.
Sampai di situ sebenarnya belum ada masalah. Hitungan-hitungan sederhana di atas sudah masuk kategori logika bisnis. Tapi bagaimanapun itu adalah praktek mengundi nasib dan itu dilarang. Bagaimana praktek mengundi nasibnya? Kita punya uang 5000 rupiah, lalu uang itu kita jadikan taruhan mencabut kupon dalam papan yang sudah ditutupi kertas minyak dengan harapan mendapatkan hadiah yang sudah disiapkan. Ini jelas bukan praktek jual beli karena jual beli akadnya jelas. Ada uang dan ada barang fisik yang akan dibeli, bukan untung-untungan. Ini mengundi nasib, kira-kira mirip dengan Togel.
Sekali lagi, agama melarang penganutnya melakukan suatu perbuatan bukan karena ego teologis melainkan demi manusianya sendiri. Apa yang dirugikan dalam praktek harap-harap cemas ini? Uang kita tentunya. Jenis bisnis ini memiliki zat semacam nikotin emosional. Coba sekali, mau dua kali, uda dua kali, mau ketiga kalinya, sudah itu kita mau berkali-kali. Begitu terus menerus hingga kita mau beratus kali. Begitu nikotin bekerja di otak kita. Pada akhirnya, kita akan candu. Kalau candu, uang ratusan ribu akan ludes di sana. Uang yang seharusnya kita gunakan untuk hal yang lebih bermanfaat akan habis di atas papan panas yang tak mengenal rumus tadi.
Turikale, 31 Juli 2016