Mungkin nama Soekarno sudah
mulai pudar dalam ingatan anak bangsa, apalagi bagi generasi muda yang jarang
membuka lembaran sejarah secara kritis. Kalaupun nama beliau tidak hilang dalam
ingatan kita hari ini tapi pengkaburan sejarah yang dilakukan oleh kelompok
yang tidak menghargai Vounder Father bangsa Indonesia tersebetut telah berhasil
membuat kita bertanya betulkah beliau seorang komunis yang ekstrim
didevinisikan sebagian orang “tidak bertuhan” sebagaimana cerita-cerita dalam
buku sejarah Indonesia persi Soeharto.
Soekarno merupakan sosok
pemimpin yang sangat disegani di Asia Tenggara bahkan di seluruh dunia.
Semenjak kepemimpinannya, nama Indonesia melambung tinggi dikanca
internasional. Bahkan konon cerita, setiap pemilihan presiden dan perdana
mentri dilakukan di Negara-negara tetangga, para calon tidak percaya diri maju
mencalonkan sebelum memperoleh restu ayah dari seorang Megawati tersebut.
Kekuatan politik yang
dimiliki menjadikannya penguasa sampai 20 tahun di tanah air Indonesia.
Semenjak kepemimpinannya sebagai presiden di Repubik Indonesia (RI) Soekarno
paling anti dengan konsep Kapitalisme yang sementara menancapkan kukunya di
negra-negara Barat terutama Amerika Serikat. Namun perlawan yang terus diperlihatkan
Soekarno terhadap Amerika Serikat justru menjadi bom waktu untuk menghancuran
kekuasaan yang dibangun Soekarno bahkan menghabisi nyawanya
Kemampuan Soekarno dalam
menyatukan tiga pilar NKRI pada masanya menjadi kekuatan tak tertandingi di
bangsa ini. Soekarno sengaja mengorganisir kelompok Abangan dalam satu
organisasi Partai Nasional Indonesia (PNI) mengakomodir kelompok Komunis
Indonesia dalam organisasi Partai Komunis Indonesia (PKI). Selanjutnya orang
yang pernah dekat dengan Kahar Mudzakkar tersebut turut menghimpun para ulama
traisional dalam partai Nahdlatul Ulama (NU).
Ketiga kekuatan politik di
atas selanjutnya menjelma menjadi
segitiga emas politik persi Soekarno untuk memperkuat kekuatan politik
nasional maupun lokal dan menjaga kekuatan politik kanca Internasional,
selanjutnya disebut sebagai gerakan Nasionalism-Agamism-Komunism (NASAKOM).
Di sisih lain, Soekarno
sejak kepemimpinannya tidak pernah merespon baik terhadap mashab ekonomi
sekaligus mashab politik yang sangat jauh dari nilai-nilai Sipakatau, yaitu kapitalisme, menurutnya kapitalisme merupakan
mashab ekonomi dunia yang hanya mengangkat orang kaya semakin kaya dan mencekik
rakyat jelata yang terlanjur miskin. Respon negative orator ulung bangsa
Indonesia terhadap kapitalisme tersebut ternyata mengundang rencana busuk
negara Asing melalui Central Internasional Agent (CIA) untuk menyusun skenario kudeta
bapak Negara Indonesia tersebut.
ALASAN
KUAT SOEKARNO HARUS DI BUNUH
Soekarno di bunuh, tak
banyak yang menduga sebelumnya, nasib deklator kemerdekaan Indonesia sedemikian
malangnya, orang yang sejak masa muda menghabiskan waktu untuk memikirkan bagaimana
Indonesia keluar dari cengkraman kolonialisasi, orang yang keluar masuk
penjara, bahkan diasingkan kemana-mana karena melakukan konsolidasi pra
kemerdekaan Indonesia ini harus mati di tangan anak negerinya sendiri.
Beliau dipaksa keluar dari
istana Negara hanya membawa pakaian yang dikenakannya, kemudian beliau
dijadikan Soeharto sebagai tahanan politik sampai akhir hayatnya. Usia yang
semakin tua membuat tubuh Soekarno tak tahan dengan serangan penyakit, ditambah
lagi dengan sikap dan pelayanan resim Soeharto terhadapnya, dalam usia tua,
seharusnya ia memperoleh layanan kenyamanan hidup untuk, tinggal di rumah
bersama anak cucunya menikmati kemerdekaan yang sudah menjadi hasil keringatnya.
Pada saat sakit beliau
bukannya dirawat di tempat yang selayaknya sebagai seorang mantan presiden atau
minimal dirawat selayaknya sebagai seorang warga Negara Indonesia, beliau
dirawat di tempat yang tidak layak, beliau bahkan dirawat bukan oleh seorang
dokter ahli kesehatan tapi oleh seorang dokter hewan hingga mati di pangkuan
pacar politiknya, sahabat dan saudaranya Bung Hatta. Beginilah cara Soeharto
membunuh tawanan politiknya secara perlahan tapi kejam, inilah cara pendosa
bangsa Indonesia selama 32 tahun menghabisi bapak Bangsa Indonesia yang
seharusnya dia hormati.
Mengapa nasib Soekarno
sedemikian mengerikannya? Pertanyaan ini bukan untuk melucuti kelemahan tokoh
revolusi Indonesia tersebut, pertanyaan ini akan mengantarkan kita pada
kenyataan bahwa beliau merupakan mutiara sekaligus karang Indonesia yang
dicintai sekaligus disegani oleh negera-negara lain karena ketanguhannya.
Soekarno
menolak keras bantuan BD dan IMF
Semoga kita masih ingat
dengan lembaga keuangan bersaudara yang dibentuk di Amerika Serikat tahun 1944
yaitu Word Bank (bank dunia) dan International Money Found (IMF) di Breetton
woods yang sampai saat ini mencekik Indonesia. Menurut Buku Saku Perkembangan
Utang Negara Edisi Oktober 2010, jumlah seluruh utang pemerintah mencapai US$
185,3 milyar. Bila dirupiahkan dengan kurs Rp 9000/ US dollar, maka utang
negara kita mencapai Rp 1.667,70 trilyun. Jika dibagi jumlah penduduk
Indonesia 237,556 juta jiwa berdasarkan hasil sensus penduduk 2010, maka setiap
penduduk Indonesia memikul utang negara sebesar Rp 7 juta.
Keduanya sengaja dibentuk
sebagai persiapan untuk mencenkram atau menjajah Negara-negara bekas jajahan
seperti Indonesia dengan konsep baru, bukan dengan senjata dan meriam tapi
dengan memberikan pinjaman uang untuk membangun perekonomian dan infra struktur
negera yang hancur karena peperangan yang berkepanjangan.
Soekarno dengan lantangnya
menolak bantuan uang berupa pinjaman dari kedua lembaga keuangan dunia tersebut
di atas. “bawa uang dan IMF mu ke neraka” ungkap Soekarno pada pemerintah
Amerika Serikat saat ditawari pendanaan pasca kemerdekaan Indonesia. Soekarno
sangat paham latar belakang BD dan IMF dibentuk, keduanya akan menjelma menjadi
neokolonialisme dunia dengan tawaran pinjaman dan ia lebih memilih membangun
Indonesia dengan cara kerjasama internasional yang sifatnya bukan pinjaman
melainkan jual beli.
Soekarno
keluar dari PBB
Persatuan Bangsa-bangsa merupakan lembaga internasioanl
sebagai perhimpunan Negara-negara. Semua Negara yang tergabung didalamnya akan
melakukan kerja sama dalam hal pertahanan nasional. Namun pembacaan Soekarno
berbeda, PBB sengaja dibentuk untuk memegang Negara-negara baru merdeka secara
politis, AS sengaja membentuk lembaga ini sebagai alat untuk mengontrol semua
kebijakan-kebijakan pemerintah setiap Negara yang tergabung di dalamnya. Dengan
kesadaran itu sahabat baik Bung Hatta ini memutuskan Indonesia keluar dari
gerbong PBB pada tahun 1965
Soekarno
membentuk Non-blok
Masa pemerintahan Soekarno bersamaan dengan prahara
perang dingin dunia, antara Unisoviet dengan AS terjadi perang kepentingan yang
tidak diperlihatkan dengan gencatan senjata melainkan dengan penguasaan
ideology masing-masing Negara. Unisoviet dengan ideology Komunisme dan AS
dengan ideology Kapitalisme, kedua ideology tersebut merupakan ideology besar
dunia yang bersaing dengan membentuk dua blok yaitu blok Barat (kapitasime) dan
blok Timur (Komunisme).
Diblok Barat tergabung Negara Amerika Serikat CS
sedangkan di kubu blok Timur tergabung Unisoviet, Polandia dan lain lain. Pada
saat bersamamaan, Soekarno dengan talenta politik Internasionalnya tidak
memilih bergabung dalam salah satu blok di atas, ia justru melakukan maneuver
politik global dengan membentuk blok baru yaitu Non-blok. Indonesia sebagai
Negara yang memprakarsai lahirnya gerbong baru dunia ini yang didalamnya
tergabung Negara-negara besar seperti Indonesia, India, Mesir dll.
Soekarno
berkeinginan menasionalisasi perusahaan Asing
Soekarno tidak hanya lihai dalam berpolitik tapi juga
jelih melakukan kerja sama dalam bidang ekonomi, salah satu kebijakan ekonomi
Soekarno adalah ingin menasionalisasi perusahaan-perusahaan Asing yang
beroperasi di Indonesia. Ia ingin Indonesia sebagai pemegang saham terbesar di
masing-masing perusahaan, bahkan beliau membatasi waktu beroperasi setiap
perusahaan asing. Dalam batas waktu tertentu perusahaan asing yang berdiri di
Indonesia harus menjadi miliki pemerintah Indonesia
Soekarno
merawat tumbuhnya Komunis
Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan partai yang
memiliki kekuatan politik yang besar di Indonesia. Untuk menguatkan
kekuasaannya, Soekarno memelihara partai yang secara ideologis berkiblat di
blok Timur tersebut. tidak hanya itu, Soekarno juga mengimpor senjata dan
peralatan perang lainnya dari Unisoviet. Ini merupakan langkah politik Soekarno
yang dinilai pemerintah AS sangat keterlaluan dan harus dibumi hanguskan.
Soekarno
pertahankan kekuatan politik local (NU dan PNI)
Salah satu yang memperkuat kekuasaan Soekarno adalah
kemampuannya membentuk politik segitiga emas Indonesia yaitu dari kelompok
agamis yang tergabung dalam partai Nahdlatul Ulama (NU), kelompok Abangan yang
tergabung dalam Partai Nasional Indonesia (PNI) dan kelompok Komunis yang sejak
pra kemerdekaan sudah mengakar di Indonesia tergabung dalam Partai Komuni
Indonesia (PKI).
Soekarno sepertinya memperoleh wangsit untuk tetap
mempertahankan kekuatan politik local agar ada yang bisa membatasi peran
politik PKI. Dan itu benar adanya, dengan PNU dan PNI kekuatan politik
Internasional Komunisme dapat disterilakan di pemerintahan maupun di masyarakat
Indonesia
Keenam alasan di atas merupakan sebagian dari banyak
kekuatan politik Soekarno yang menjelma jadi ketakutan bagi Negara-negara
siangan Indonesia, sehingga jika tidak secepatnya diamputasi maka bisa menjadi
arus besar dunia dari Timur yang bisa mengembalikan kejayaan kerajaan
Nusantara.
Maros, 28 Februari 2015
Safaruddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar